Selasa, 19 Februari 2013



“KURANGNYA KESADARAN MAHASISWA AKAN PENTINGNYA IBADAH”

Inilah realitas yang terjadi pada para generasi penerus bangsa dizaman sekarang. Terutama para intelek muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan MAHASISWA. Mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing yang mana kesibukan tersebut hanya sepintas urusan dunia saja tanpa ada sangkut pautnya dengan urusan akhirat yang seharusnya mereka utamakan. Dan yang lebih parah lagi, karena kesibukan mereka itu tanpa ada rasa bersalah mereka melupakan kewajiban yang harusnya lebih mereka utamakan dari pada kesibukan mereka, bukankah sejak kecil mereka sudah diajarkan dengan yang namanya TUHAN dan beribadah, tapi kenapa mereka bukan semakin menyadari status mereka sebagai seorang hamba TUHAN yang mana mereka seharusnya melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka sebagai hamba TUHAN daripada mendahulukan urusan duniawi. Tapi kenyataanya malah sebaliknya, mereka tidak perduli bahkan acuh tak acuh dengan kewajiban mereka. Mengapa semua itu terjadi? Siapa yang harusnya disalahkan? Dan bagaimana tindakan yang harusnya dilakukan agar semua itu tidak terus berlanjut? permasalahan-permasalahan itulah yang saat ini harus dipecahkan. Karena jika tidak itu akan sangat berdampak buruk bagi generasi berikutnya dan yang lebih membahayakan lagi jika negri ini dipimpin oleh generasi-generasi yang tidak mau mengenal TUHAN mereka. Padahal nagara kita adalah Negara yang berideologi pada pancasila yang mana pada sila pertama telah disebutkan bahwa “ ketuhanan yang maha esa “ yang maksudnya adalah semua warga yang tinggal di Indonesia harus memiliki tuhan dan memiliki kepercaya’an masing-masing dan harus dipegang teguh juga dilaksanakan apa-apa yang menjadi kewajiban bagi mereka. Sehingga seharusnya tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak beribadah atau meninggalkan ibadah yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing individu.
Dan semua itu menjadi tanggung jawab yang besar bagi kita, terutama pemerintah untuk mencetak generasi muda yang berkualitas baik dari segi keilmuan ataupun akhlaqnya. Sehingga para pemimpin kita kelak bisa menjadi pemimpin yang adil dan sejahtera yang bisa mengayomi para rakyatnya.   

Senin, 04 Februari 2013

Sendal Vs Apel Malang- Amerika



hukum diindonesia memang aneh bin ajaib, hukumnya kayak "beras", kadang-kadang naik, kadang-kadang turun, tapi tetep bisa dijual-belikan. hukum di indonesiapun tak mempan bagi para pejabat dan para konglomerat, asal puny jabatan dan uang tebel, gampanglah kong kali kong sama oknum-oknum penegak hukum. jadi intinya hukum diindonesia itu hanya unuk rakyat kecil saja, bagi yang gk punya duit banyak lebih baik tidak usah banyak tingkah, biarlah para pejabat dan orang-orang yang berduit yang bertingkah, toh yang rugi juga mereka sendiri. emang sih mereka didunia bahagia, tapi diakhirat belum tentu,,,
hukum dinegri ini ada bukan untuk membela yang lemah, tapi malah menindas dan mencekik yang lemah. sungguh aneh negri ini, orang yang nyata-nyata korupsi bertrilyun-trilyun hanya dihukum 4,5 tahun, sedangkn orang yang hanya nyuri sendal dihukum sampai 5 tahun kurungan penjara, memangnya 1 pasang sendal lebih berharga dan bisa mensejahterakan seluruh rakyat indonesia yang notabene masih banyak yang miskin bahkan kelaparan, dibandingkan dengan uang yang bertrilyun-trilyun yang hanya digunakan untuk hura-hura semata??? yahh itulah hukum di negri ini. sabar sajalah bagi yang tak berduit.

Minggu, 03 Februari 2013

MEMAHAMI KOMUNIKASI POLITIK ORMAS-ORMAS ISLAM

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i 
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
BAB  I  PENDAHULUAN……………………………………………………..
A.    Latar Belakang………………………………………………………
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………...
C.     Tujuan Penyusunan………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
A.    Pengertian Komunikasi
B.     Komunikasi Politik
C.     Unsur-Unsur Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam
D.    Pengaruh Dan Peran Ormas Islma Dalam Partai Politik Di Indonesia
E.     Proses Berjalanya Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam Di Indonesia
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………………………
B.     Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kehidupan dalam bermasyarakat tentu tidak pernah terlepas dari unsur-unsur komunikasi. Komunikasi menjadi akses utama dalam melangsungkan kehidupan, terlebih fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Di mana proses sosial yang berupa interaksi antarindividu di dalam suatu lingkungan masyarakat akan terus dijumpai. Dari proses komunikasi inilah terjadi penyampaian pesan, gagasan ataupun ide seseorang terhadap orang lain hingga memunculkan efek timbal balik yang tentunya dengan melibatkan unsur-unsur komunikasi yang terdiri dari lima substansi, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan juga efek.
Komunikator sebagai unsur utama memegang peran penting dalam berjalannya proses komunikasi. Di mana komunikator dapat berperan menjadi pemimpin, pembuka, maupun penentu arah berjalannya suatu komunikasi. Komunikator dapat diibaratkan seorang sopir yang mengendarai mobil, di mana arah dan tujuan perjalanan dikendalikan oleh sopir tersebut.
Dalam suatu proses sosial, masyarakat merupakan salah satu unsur yang turut terlibat hingga berlangsungnya proses komunikasi. Di mana individu-individu saling berinteraksi guna mencapai sebuah tujuan. Perkumpulan masyarakat yang terdiri dari individu-individu inilah yang nantinya bergerak untuk mencapai sebuah tujuan bersama, yang terwadah dalam sebuah organisasi sehingga sering disebut Organisasi Kemasyarakatan atau Organisasi Massa (ORMAS). Organisasi massa adalah suatu istilah yang digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya agama, pendidikan, sosial. Namun, dewasa kini peran dari ormas  sedikit bergeser dari tujuan awalnya yaitu lawan dari istilah politik, di mana dalam praktiknya ormas sendiri tidak terlepas dari unsur politik.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa unsur-unsur komunikasi politik dalam ormas Islam ?
2.      Bagaimana proses berjalannya komunikasi politik dalam ormas Islam di Indonesia ?
3.      Seberapa besarkah pengaruh dan peran ormas Islam dalam partai politik di Indonesia ?


C.    Tujuan Penyusunan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memenuhi Tugas Yang Diberikan Dosen Pembimbing Mata Kuliah “Komunikasi Politik”
2.      Mengetahui Unsur-Unsur Politik Dan Memahami Proses Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam Di Indonesia






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam definisinya secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri menurut Hovland adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)  menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
Selain itu Everett M. Rogers juga mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. [[1]]

B. Komunikasi Politik
Sebelum masuk pada definisi komunikasi politik, berikut terdapat beberapa definisi dari politik itu sendiri. Diambil dari beberapa sudut pandang yang berbeda, pengertian yang dapat dijabarkan dari kata politik adalah :
-          Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
-          Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara
-          Merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
-          Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik
Sedangkan untuk definisi komunikasi politik menurut salah seorang ahli adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik. [[2]]
            Pada dasarnya komunikasi politik merupakan ruang lingkup yang lebih khusus dari sebuah komunikasi secara umum. Pada tingkat teratas ilmu komunikasi, komunikator menjadi unsur utama yang memegang peran penting dalam suatu proses komunikasi. Sedangkan untuk konteks perpolitikkan sendiri, yang menjadi komunikator ataupun sumber dari sebuah komunikasi yang disampaikan dapat berupa seorang tokoh politik negara (politikus), tokoh masyarakat, pemuka agama, maupun tokoh-tokoh lain yang memiliki peran penting dalam sebuah sistem politik.
            Mengenai pesan yang disampaikan dalam suatu komunikasi politik tentunya tidak akan terlepas dari unsur-unsur perpolitikkan. Pesan yang dibahas dalam komunikasi politik tersebut di antaranya berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara. Namun ketika unsur politik tersebut sudah keluar dari konteks kenegaraan, maka dapat dimungkinkan perpolitikkan yang terjadi berupa usaha yang ditempuh individu ataupun suatu kelompok untuk mewujudkan kebaikan bersama. Selain itu kegiatan-kegiatan yang berlangsung juga diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di dalam suatu lingkungan masyarakat.
            Berkaitan dengan unsur komunikasi yang ketiga, media yang digunakan dalam perpolitikkan juga hampir sama seperti media yang digunakan dalam komunikasi pada umumnya, yaitu dengan memanfaatkan media massa maupun elektronik. Karena pada hakikatnya perbedaan antara komunikasi politik dengan komunikasi pada umumnya tidak terletak pada media, melainkan lebih cenderung pada isi pesan yang disampaikan. Begitu juga dengan komunikan dan efek sebagai unsur terakhir. Tidak ada perbedaan mencolok di dalam komunikasi politik berkaitan dengan unsur-unsur tersebut. Peran komunikan tetaplah dipegang oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan efek yang diberikan untuk menanggapi isi dari pesan politik tetaplah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu efek positif dan efek negatif.

C. Unsur-Unsur Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam
Terdapat beberapa perbedaan antara komunikasi politik yang terjadi di pemerintahan negara dengan komunikasi politik yang terjadi di dalam organisasi masyarakat. Tentu hal tersebut melibatkan perbedaan unsur-unsurnya pula. Seperti ketika berbicara mengenai perpolitikan di area pemerintahan, yang berperan sebagai komunikator adalah para politikus. Sedangkan untuk ruang lingkup organisasi kemasyarakatan, terlebih dikhususkan untuk organisasi kemasyarakatan berbasis Islam, pemegang peran komunikator adalah tokoh-tokoh Islam, pemuka agama Islam, maupun orang-orang yang dianggap memiliki kewibawaan dan latar belakang Islam yang cukup mendalam. Secara langsung tokoh-tokoh masyarakat inilah yang nantinya akan mengatur proses berjalannya oragnisasi tersebut hingga mencapai tujuan bersama.
Sebagai unsur yang kedua, pesan yang di sampaikan tentunya mengandung nilai-nilai Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits. Di mana nilai-nilai tersebut tidak akan berdiri sendiri, mengingat keterlibatan unsur politik dalam konteks ini cukup besar.
Demikian pula dengan media yang turut menjadi unsur dalam komunikasi politik yang terjadi di organisasi masyarakat Islam. Yang mana dewasa kini banyak ormas-ormas Islam menggunakan beberapa media demi melangsungkan perpolitikannya, baik dari media antarpribadi (intrapersonal), media kelompok, media publik, maupun media massa. Sebagai contoh media antarpribadi adalah ketika seorang tokoh masyarakat ataupun anggota ormas tersebut mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada orang lain. Sedangkan untuk media kelompok adalah seperti sejenis rapat anggota ormas. Lalu untuk media publik adalah ketika salah satu tokoh dari ormas tersebut menyampaikan dakwah di hadapan khalayak yang berkisar lebih dari 200 orang. [[3]] Dan seperti yang telah diketahui bersama, untuk media massa terdiri dari dua jenis, yaitu media elektronik dan media cetak. Sebagai contoh media massa dari organisasi masyarakat Islam yang ada di Indonesia seperti TV9 milik Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Majalah Tabligh dan Suara Muhammadiyah milik Muhammadiyah, dll.
Yang menjadi komunikan pada umumnya adalah masyarakat biasa, dan masyarakat Islam pada khususnya. Sedangkan untuk efeknya yang terjadi di masyarakat selama ini terdapat berbagai macam tanggapan. Tergantung dari pemikiran dan pemahaman mereka terhadap komunikasi politik yang terjadi di dalam ormas tersebut.

D. Pengaruh Dan Peran Ormas Islam Dalam Partai Politik Di Indonesia
Dalam perkembangannya ormas Islam cukup memberikan warna kehidupan politik di Indonesia. Pembentukan kelompok-kelompok Islam di Indonesia ke dalam ormas-ormas Islam harusnya memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan karakter politik di Indonesia. Ormas Islam di Indonesia perlu menunjukkan teladan berpolitik yang santun penuh semangat ukhuwah untuk kepentingan bersama.
Meskipun kelompok-kelompok Islam tersebut tidak bisa bersatu namun bisa hidup berdampingan saling hormat-menghormati terhadap kepentingan masing-masing dan toleransi yang tinggi baik antar sesama ormas Islam maupun antar umat beragama lainnya. Ormas-ormas Islam bersama elemen masyarakat lainnya diharapkan memelopori pembentukan karakter politik dan etika politik yang positif. Sebagaimana di kenal dalam ajaran Islam, yaitu membentuk akhlakul karimah.
Upaya pemerintah untuk mengatur ormas melalui penerbitan undang-undang ormas yang saat ini masih dalam tahap pembahasan RUU Ormas harusnya tidak mengurangi kebebasan rakyat dalam berserikat dan berkumpul sebagaimana amanat UUD 1945 Pasal 28. RUU Ormas di Indonesia harus mempertimbangkan betul-betul keberadaan ormas asing di Indonesia yang membahayakan keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui celah Hak Azasi Manusia (HAM).
Keberadaan Ormas Islam di Indonesia diharapkan bisa memberikan suri tauladan bagi dunia politik di Indonesia. Kematangan politik dan pemahaman etika politik perlu menjadi dasar kuat dalam berpolitik. Sehingga dengan demikian bukan politisasi Islam yang terjadi yaitu memanfaatkan bendera Islam untuk meraih dukungan rakyat.

F. Proses Berjalanya Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam Di-   Indonesia
Dewasa kini ormas Islam banyak yang telah berkembang luas di Indonesia. Bahkan berita yang beredar akhir-akhir ini menyangkut ormas Islam adalah mengenai 13 organisasi kemasyarakatan Islam, yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), mendukung agar RUU Ormas segera disahkan dalam rapat paripurna DPR RI seperti yang telah dilansir di Antara media online.
Contoh-contoh ormas di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islmiyah,Arrobithoh Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar, Attihadiyah, Azikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syariakat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Dawah Islamiyah.
Kejadian pengeboman beberapa tempat di wilayah Indonesia yang dikaitkan gerakan terorisme justru menimbulkan stigma negatif terhadap Islam dan merupakan upaya marjinalisasi Islam di dunia dan di Indonesia khususnya.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik.
Dan unsur-unsur dari komunikasi politik itu sama halnya dengan komunikasi pada umumnya, hanya saja dalam komunikasi politik yang menjadi komunikator adalah para oknum partai politik atau para politikus, dan pesan yang disampaikan adalah pesan yang bermuatan unsur-unsur politik, dan dalam komunikasi politik media yang digunakanpun juga sangat kompleks, sedangkan yang menjadi komunikan disini adalah seluruh masyarakat.

SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi orang yang sudah membacanya dan semoga ilmu yang sudah didapat setelah membaca makalah ini bisa diberikan kepada orang yang belum sempat membacanya.
Dengan kesadaran atas kekurangan kami dalam membuat makalah ini, kami yakin bahwa pembahasan dalam makalah ini belum sempurna.












DAFTAR PUSTAKA


Astrid S. Soesanto, Komunikasi Sosial Di Indonesia, ( Jakarta: Bina Cipta, 1980 ).
Riswandi, Ilmu Komunikas, (  Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 ). www.wikkipedia.co.id



[1] Menurut Pendapat Hovland dan Everett M. Rogers
[2] Astrid, S. Soesanto, ( 1980 : 2 )
[3] Hafied Cangara, ( 2008 ; 123-126 )

20 Hal Spele Yang Membuat Wanita Merasa Disayang ( sO sWeet )





Kebanyakan pria sudah tahu mengenai hal-hal ini, tapi tidak melakukannya karena wanita tidak menyadari betapa penting hal-hal kecil itu bagi wanita. Pria benar-benar yakin bahwa hal-hal kecil itu tidak penting dibandingkan dengan hal-hal besar yang dilakukannya bagi pasangannya.

Pada awal hubungan, pria mungkin melakukan hal-hal kecil itu. Tapi setelah satu-dua kali, ia berhenti. Karena suatu naluri misterius, mereka mulai memusatkan energi untuk melakukan satu hal besar bagi pasangannya. Mereka kemudian lupa melakukan segala hal kecil yang diperlukan agar wanita merasa puas dalam hubungan itu. Untuk memuaskan wanita, pria harus memahami bahwa wanita perlu merasa disayang dan didukung. Lantas, kelakuan pria yang bagaimana agar seorang wanita merasa disayang dan didukung? Berikut ini John Gray, Ph.D, memaparkannya lewat bukunya Men are from Mars, Women are from Venus.



1. Setibanya di rumah, carilah dia terlebih dahulu sebelum melakukan hal-hal lain, dan peluklah dia.
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai hari-harinya, yang menunjukkan kesadaran mengenai apa yang ingin dilakukannya (misalnya, "Bagaimana janji konsultasimu dengan dokter itu?").
3. Berlatihlah mendengarkan dan mengajukan pertanyaan.
4. Tahan godaan untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Sebaliknya, ikutlah merasakan.
5. Berilah dia perhatian penuh selama 20 menit (jangan membaca Koran atau memperlihatkan hal lain selama waktu tersebut).
6. Bawakan dia bunga-bunga potong sebagai kejutan maupun pada kesempatan-kesempatan istimewa.
7. Rencanakanlah kencan beberapa hari sebelumnya, jangan menunggu sampal malam Sabtu dan bertanya padanya apa yang ingin dilakukannya.
8. Kalau ia biasanya menyiapkan makan malam atau tiba gilirannya. Dan tampaknya ia lelah atau sangat sibuk, tawarkanlah untuk menyiapkan makan malam.
9. Pujilah dia atas penampilannya.
10. Hargai perasaan-perasaannya jika ia marah.
11. Tawarkan bantuan padanya bila ia kelelahan.
12. Jadwalkanlah tambahan waktu saat berpergian agar ia tidak perlu tergesa-gesa.
13. Kalau Anda akan pulang terlambat, teleponlah dia dan beritahukan padanya.
14. Jika ia minta dukungan, katakana ya atau tidak tanpa membuatnya merasa bersalah karena meminta dukungan itu.
15. Jika perasaannya terluka, tunjukkan simpati Anda dan katakana padanya "Aku menyesal kau tersinggung." Kemudian diamlah; biarkan ia merasakan bahwa Anda memahami rasa sakit hatinya. Jangan menawarkan pemecahan atau penjelasan mengapa luka hatinya bukan merupakan kesalahan Anda.
16. Jika Anda merasa harus menarik diri, beritahukanlah padanya bahwa Anda akan kembali. Atau bahwa Anda perlu waktu untuk merenungkan segalanya.
17. Kalau Anda sudah tenang dan muncuk kembali, bicarakanlah apa yang merisaukan Anda dengan penuh rasa hormat. Bukan dengan cara menyalahkannya. Agar ia tidak membayangkan yang terburuk.
18. Tawarkanlah untuk membuat api di musim dingin.
19. Bila ia bicara dengan Anda, taruhlah surat kabar atau matikanlah televisi dan berilah dia perhatian Anda sepenuhnya.
20. Kalau ia biasanya mencuci piring, sesekali tawarkanlah bantuan. Terutama bila ia kelelahan hari itu.
kalau sudah tau langsung dicoba ya guys, siapa tau aja " CHOOS PLENG ",,,,,
sumber : http://terselubung.blogspot.com