DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...
C. Tujuan Penyusunan………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………
A. Pengertian Komunikasi
B. Komunikasi Politik
C. Unsur-Unsur
Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam
D.
Pengaruh Dan
Peran Ormas Islma Dalam Partai Politik Di Indonesia
E.
Proses
Berjalanya Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam Di Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan dalam bermasyarakat tentu
tidak pernah terlepas dari unsur-unsur komunikasi. Komunikasi menjadi akses
utama dalam melangsungkan kehidupan, terlebih fungsi manusia sebagai makhluk
sosial. Di mana proses sosial yang berupa interaksi antarindividu di dalam
suatu lingkungan masyarakat akan terus dijumpai. Dari proses komunikasi inilah
terjadi penyampaian pesan, gagasan ataupun ide seseorang terhadap orang lain
hingga memunculkan efek timbal balik yang tentunya dengan melibatkan
unsur-unsur komunikasi yang terdiri dari lima substansi, yaitu komunikator,
pesan, media, komunikan, dan juga efek.
Komunikator sebagai unsur utama
memegang peran penting dalam berjalannya proses komunikasi. Di mana komunikator
dapat berperan menjadi pemimpin, pembuka, maupun penentu arah berjalannya suatu
komunikasi. Komunikator dapat diibaratkan seorang sopir yang mengendarai mobil,
di mana arah dan tujuan perjalanan dikendalikan oleh sopir tersebut.
Dalam suatu proses sosial,
masyarakat merupakan salah satu unsur yang turut terlibat hingga berlangsungnya
proses komunikasi. Di mana individu-individu saling berinteraksi guna mencapai
sebuah tujuan. Perkumpulan masyarakat yang terdiri dari individu-individu
inilah yang nantinya bergerak untuk mencapai sebuah tujuan bersama, yang
terwadah dalam sebuah organisasi sehingga sering disebut Organisasi
Kemasyarakatan atau Organisasi Massa (ORMAS). Organisasi massa adalah
suatu istilah yang digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang
tidak bertujuan politis.
Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai
politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan,
misalnya agama, pendidikan,
sosial. Namun,
dewasa kini peran dari ormas sedikit
bergeser dari tujuan awalnya yaitu lawan dari istilah politik, di mana dalam
praktiknya ormas sendiri tidak terlepas dari unsur politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa unsur-unsur komunikasi politik dalam
ormas Islam ?
2. Bagaimana proses berjalannya komunikasi
politik dalam ormas Islam di Indonesia ?
3. Seberapa besarkah pengaruh dan peran
ormas Islam dalam partai politik di Indonesia ?
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi
Tugas Yang Diberikan Dosen Pembimbing Mata Kuliah “Komunikasi Politik”
2.
Mengetahui Unsur-Unsur Politik Dan Memahami Proses Komunikasi Politik
Dalam Ormas Islam Di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata
communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Dalam definisinya secara khusus mengenai komunikasi itu
sendiri menurut Hovland adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
Selain itu Everett M. Rogers juga mendefinisikan
komunikasi sebagai proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. [[1]]
B. Komunikasi Politik
Sebelum
masuk pada definisi komunikasi politik, berikut terdapat beberapa definisi dari
politik itu sendiri. Diambil dari beberapa sudut pandang yang berbeda,
pengertian yang dapat dijabarkan dari kata politik adalah :
-
Usaha yang ditempuh warga
negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
-
Hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintah dan negara
-
Merupakan kegiatan yang
diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat
-
Segala sesuatu tentang
proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik
Sedangkan
untuk definisi komunikasi politik menurut salah seorang ahli adalah
komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa,
sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat
mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh
lembaga-lembaga politik.
[[2]]
Pada dasarnya komunikasi politik merupakan
ruang lingkup yang lebih khusus dari sebuah komunikasi secara umum. Pada
tingkat teratas ilmu komunikasi, komunikator menjadi unsur utama yang memegang
peran penting dalam suatu proses komunikasi. Sedangkan untuk konteks perpolitikkan
sendiri, yang menjadi komunikator ataupun sumber dari sebuah komunikasi yang
disampaikan dapat berupa seorang tokoh politik negara (politikus), tokoh
masyarakat, pemuka agama, maupun tokoh-tokoh lain yang memiliki peran penting
dalam sebuah sistem politik.
Mengenai pesan yang disampaikan
dalam suatu komunikasi politik tentunya tidak akan terlepas dari unsur-unsur
perpolitikkan. Pesan yang dibahas dalam komunikasi politik tersebut di
antaranya berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara. Namun ketika
unsur politik tersebut sudah keluar dari konteks kenegaraan, maka dapat
dimungkinkan perpolitikkan yang terjadi berupa usaha yang ditempuh individu ataupun suatu
kelompok untuk mewujudkan kebaikan bersama. Selain itu kegiatan-kegiatan yang
berlangsung juga diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di
dalam suatu lingkungan masyarakat.
Berkaitan dengan unsur komunikasi yang ketiga, media yang
digunakan dalam perpolitikkan juga hampir sama seperti media yang digunakan
dalam komunikasi pada umumnya, yaitu dengan memanfaatkan media massa maupun
elektronik. Karena pada hakikatnya perbedaan antara komunikasi politik dengan
komunikasi pada umumnya tidak terletak pada media, melainkan lebih cenderung
pada isi pesan yang disampaikan. Begitu juga dengan komunikan dan efek sebagai
unsur terakhir. Tidak ada perbedaan mencolok di dalam komunikasi politik
berkaitan dengan unsur-unsur tersebut. Peran komunikan tetaplah dipegang oleh
masyarakat pada umumnya, sedangkan efek yang diberikan untuk menanggapi isi
dari pesan politik tetaplah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu efek positif dan
efek negatif.
C. Unsur-Unsur
Komunikasi Politik Dalam Ormas Islam
Terdapat beberapa perbedaan antara komunikasi politik
yang terjadi di pemerintahan negara dengan komunikasi politik yang terjadi di
dalam organisasi masyarakat. Tentu hal tersebut
melibatkan perbedaan unsur-unsurnya pula. Seperti ketika berbicara mengenai
perpolitikan di area pemerintahan, yang berperan sebagai
komunikator adalah para politikus. Sedangkan untuk ruang lingkup organisasi
kemasyarakatan, terlebih dikhususkan untuk organisasi kemasyarakatan berbasis
Islam, pemegang peran komunikator adalah tokoh-tokoh Islam, pemuka agama Islam,
maupun orang-orang yang dianggap memiliki kewibawaan dan latar belakang Islam
yang cukup mendalam. Secara langsung tokoh-tokoh masyarakat inilah yang
nantinya akan mengatur proses berjalannya oragnisasi tersebut hingga mencapai
tujuan bersama.
Sebagai unsur yang kedua, pesan yang di sampaikan
tentunya mengandung
nilai-nilai Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits. Di mana nilai-nilai
tersebut tidak akan berdiri sendiri, mengingat keterlibatan unsur politik dalam
konteks ini cukup besar.
Demikian pula dengan media yang turut menjadi unsur
dalam komunikasi politik yang terjadi di organisasi masyarakat Islam. Yang mana
dewasa kini banyak ormas-ormas Islam menggunakan beberapa media demi
melangsungkan perpolitikannya, baik dari media antarpribadi (intrapersonal),
media kelompok, media publik, maupun media massa. Sebagai contoh media
antarpribadi adalah ketika seorang tokoh masyarakat ataupun anggota ormas
tersebut mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada orang lain. Sedangkan untuk
media kelompok adalah seperti sejenis rapat anggota ormas. Lalu untuk media
publik adalah ketika salah satu tokoh dari ormas tersebut menyampaikan dakwah
di hadapan khalayak yang berkisar lebih dari 200 orang. [[3]] Dan seperti yang telah
diketahui bersama, untuk media massa terdiri dari dua jenis, yaitu media
elektronik dan media cetak. Sebagai contoh media massa dari organisasi
masyarakat Islam yang ada di Indonesia seperti TV9 milik Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Majalah Tabligh dan Suara Muhammadiyah milik
Muhammadiyah, dll.
Yang menjadi komunikan pada umumnya adalah masyarakat
biasa, dan masyarakat Islam pada khususnya. Sedangkan untuk efeknya yang
terjadi di masyarakat selama ini terdapat berbagai macam tanggapan. Tergantung
dari pemikiran dan pemahaman mereka terhadap komunikasi politik yang terjadi di
dalam ormas tersebut.
D. Pengaruh Dan Peran Ormas Islam Dalam
Partai Politik Di Indonesia
Dalam
perkembangannya ormas Islam cukup memberikan warna kehidupan politik di
Indonesia. Pembentukan kelompok-kelompok Islam di Indonesia ke dalam
ormas-ormas Islam harusnya memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan
karakter politik di Indonesia. Ormas Islam di Indonesia perlu menunjukkan
teladan berpolitik yang santun penuh semangat ukhuwah untuk kepentingan
bersama.
Meskipun
kelompok-kelompok Islam tersebut tidak bisa bersatu namun bisa hidup
berdampingan saling hormat-menghormati terhadap kepentingan masing-masing dan
toleransi yang tinggi baik antar sesama ormas Islam maupun antar umat beragama
lainnya. Ormas-ormas Islam bersama elemen masyarakat lainnya diharapkan memelopori
pembentukan karakter politik dan etika politik yang positif. Sebagaimana di
kenal dalam ajaran Islam, yaitu membentuk akhlakul karimah.
Upaya
pemerintah untuk mengatur ormas melalui penerbitan undang-undang ormas yang
saat ini masih dalam tahap pembahasan RUU Ormas harusnya tidak mengurangi
kebebasan rakyat dalam berserikat dan berkumpul sebagaimana amanat UUD 1945
Pasal 28. RUU Ormas di Indonesia harus mempertimbangkan betul-betul keberadaan
ormas asing di Indonesia yang membahayakan keamanan dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui celah Hak Azasi Manusia (HAM).
Keberadaan
Ormas Islam di Indonesia diharapkan bisa memberikan suri tauladan bagi dunia
politik di Indonesia. Kematangan politik dan pemahaman etika politik perlu
menjadi dasar kuat dalam berpolitik. Sehingga dengan demikian bukan politisasi
Islam yang terjadi yaitu memanfaatkan bendera Islam untuk meraih dukungan
rakyat.
F. Proses Berjalanya Komunikasi Politik
Dalam Ormas Islam Di- Indonesia
Dewasa kini ormas Islam
banyak yang telah berkembang luas di Indonesia. Bahkan berita yang beredar
akhir-akhir ini menyangkut ormas Islam adalah mengenai 13 organisasi
kemasyarakatan Islam, yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam
(LPOI), mendukung agar RUU Ormas segera disahkan dalam rapat paripurna DPR RI
seperti yang telah dilansir di Antara media online.
Contoh-contoh ormas di
Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islmiyah,Arrobithoh Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar,
Attihadiyah, Azikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syariakat Islam Indonesia, Persatuan
Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Dawah Islamiyah.
Kejadian
pengeboman beberapa tempat di wilayah Indonesia yang dikaitkan gerakan
terorisme justru menimbulkan stigma negatif terhadap Islam dan merupakan upaya
marjinalisasi Islam di dunia dan di Indonesia khususnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
komunikasi politik adalah
komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa,
sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat
mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh
lembaga-lembaga politik.
Dan
unsur-unsur dari komunikasi politik itu sama halnya dengan komunikasi pada
umumnya, hanya saja dalam komunikasi politik yang menjadi komunikator adalah
para oknum partai politik atau para politikus, dan pesan yang disampaikan
adalah pesan yang bermuatan unsur-unsur politik, dan dalam komunikasi politik
media yang digunakanpun juga sangat kompleks, sedangkan yang menjadi komunikan
disini adalah seluruh masyarakat.
SARAN
Demikian makalah ini kami buat,
semoga bermanfaat bagi orang yang sudah membacanya dan semoga ilmu yang sudah
didapat setelah membaca makalah ini bisa diberikan kepada orang yang belum
sempat membacanya.
Dengan
kesadaran atas kekurangan kami dalam membuat makalah ini, kami yakin bahwa
pembahasan dalam makalah ini belum sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Astrid S. Soesanto, Komunikasi Sosial Di Indonesia, (
Jakarta: Bina Cipta, 1980 ).
Riswandi, Ilmu Komunikas, (
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 ). www.wikkipedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar